PRABUHI ( Pramuka Buku Hidup ) adalah gerakan membaca untuk sesama, dilaksanakan secara sukarela oleh Pramuka, dengan tujuan menyebarkan ilmu pengetahuan, informasi dan sastra agar diserap merata oleh semua kalangan masyarakat dan menjadikan Pramuka sebagai agen pemberdayaan masyarakat.
PRABUHI dilahirkan dari kesadaran bahwa Pramuka perlu menjadi agen pembaharuan dalam pemberdayaan masyarakat sekitarnya. Minimnya minat baca dan kesenjangan dalam menyerap ilmu pengetahuan, informasi dan sastra di masyarakat adalah sasaran utama gerakan ini. PRABUHI berupaya membuka akses masyarakat seluas-luasnya pada buku dan sumber-sumber tulisan lainnya.
PRABUHI adalah gerakan moral, sekaligus gerakan literasi yang dilakukan Pramuka sebagai bhakti nyata pada masyarakat.
Pramuka Buku Hidup adalah sebuah gerakan literasi
yang menggeliat diantara ketidak percayaan masyarakat pada Gerakan Pramuka.
Sebuah gerakan yang ingin membuktikan bahwa anggota Pramuka tak hanya sekedar
belajar tepuk dan bernyanyi. Tak hanya sekedar camping atau hiking dan
tak hanya menguasai materi-materi tehnik kepramukaan tapi
mampu berbuat dengan karya nyata.
Definisi
literasi berarti kemampuan membaca dan menulis atau melek aksara. Dalam era
globalisasi seperti sekarang ini, makna literasi memiliki arti yang sangat
luas. Kirsch dan Jungeblut dalam buku Literacy:
Profile of America’s Young Adult
mendefinisikan literasi kontemporer sebagai “ Kemampuan seseorang dalam menggunakan informasi tertulis atau cetak
untuk mengembangkan pengetahuan sehingga mendatangkan manfaat bagi masyarakat “.
Lebih jauh, seseorang
baru bisa dikatakan literat jika ia sudah bisa memahami sesuatu karena membaca
dan melakukan sesuatu berdasarkan pemahaman
bacaannya. Buku ini adalah salah satu bukti gerakan literasi anggota Pramuka.
Banyak yang mengatakan bahwa untuk bisa menjadi penulis maka salah satu upaya
yang pertama kali dilakukan adalah dengan membaca, membaca, membaca dan
kemudian mencoba menuliskannya dalam sebuah karya baru.
Sekarang
ini, generasi literat mutlak dibutuhkan agar bangsa kita bisa bangkit dari
keterpurukan bahkan bersaing dan hidup sejajar dengan bangsa lain. Menciptakan
generasi literat merupakan jembatan menuju masyarakat makmur yang kritis dan
peduli. Kritis terhadap segala informasi yang diterima sehingga tidak bereaksi
secara emosional dan peduli terhadap lingkungan sekitar, dan Pramuka Buku Hidup
tengah menyebarkan virus membaca dan menulis pada anggota Gerakan Pramuka di
Indonesia.
Gerakan
ini digawangi oleh 5 orang Pramuka Dewasa: Atta Verin (Bandung), Susanti
Yulianti (Sukabumi), Madrim Kusumah Andhini (Bandung), Abdi Matondang
(Jakarta) dan D Faried Aziz (Bekasi). Dengan menggunakan media jejaring sosial
facebook & twitter sebagai “markas besar”. Aksi ini dicanangkan oleh Ketua
Kwarda Jabar kak Dede Yusuf Macan Effendi pada Hari Bela Negara tanggal 19
Desember 2012.
Gerakan
membaca untuk sesama ini, dilaksanakan secara sukarela oleh Pramuka, dengan
tujuan menyebarkan ilmu pengetahuan, informasi dan sastra agar diserap merata
oleh semua kalangan masyarakat dan menjadikan Pramuka sebagai agen pemberdayaan
masyarakat. PRABUHI dilahirkan dari kesadaran bahwa Pramuka perlu menjadi agen
pembaharuan dalam pemberdayaan masyarakat sekitarnya. Minimnya minat baca dan
menulis serta kesenjangan dalam menyerap ilmu pengetahuan, informasi dan sastra
di masyarakat adalah sasaran utama gerakan ini. PRABUHI berupaya membuka akses
masyarakat seluas-luasnya pada buku dan sumber-sumber tulisan lainnya.
Efektifnya PRABUHI dilakukan oleh Pramuka golongan Penggalang, Penegak dan Pandega bahkan Pembina selaku anggota dewasa, yang rela menyisihkan waktunya 1 jam dalam seminggu untuk membacakan buku, artikel koran/majalah atau mengunduh dari internet kepada mereka yang tidak bisa membaca karena gangguan fisik, kurangnya minat baca dan atau karena tidak memiliki akses kepada bahan bacaan dan informasi. Selanjutnya mereka yang rutin melaksanakan aksi sukarela membaca ini disebut PRABUHIS...